Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 55:1-23
Jerusalem: Mzm 55:1-23 - Doa minta tolong terhadap musuh Ini ratapan seseorang dari kalangan kaum Lewi yang berseru kepada Allah, Maz 55:2-3, karena dianiaya dan dikejar musuh, Maz 55:4-6. Ia lebih suka ting...
Ini ratapan seseorang dari kalangan kaum Lewi yang berseru kepada Allah, Maz 55:2-3, karena dianiaya dan dikejar musuh, Maz 55:4-6. Ia lebih suka tinggal di padang gurun, Maz 55:7-9 dari pada di kota Yerusalem, tempat malah rekan-rekannyapun mengkhianatinya, Maz 55:11-15,21-22. Pendoa percaya pada Tuhan, Maz 55:9,17-19,23,24, dan ia yakin bahwa semua lawan akan dilenyapkan, Maz 10:1-18; 16:1-11; 20:1-9; 24:1-10.
Ende -> Mzm 55:1-23
Ende: Mzm 55:1-23 - -- Seorang jang sangat dikepung musuh (Maz 55:4-6) berseru kepada Allah
(2-3). Ia lebih suka tinggal dipadang gurun sadja (Maz 55:7-9) daripada
dikota Je...
Seorang jang sangat dikepung musuh (Maz 55:4-6) berseru kepada Allah (2-3). Ia lebih suka tinggal dipadang gurun sadja (Maz 55:7-9) daripada dikota Jerusjalem, dimana malahan sahabat2nja tjedera terhadapnja (Maz 55:11-15,21-22). Ia pertjaja pada Jahwe (Maz 9:16-18,19-20), bahwasanja Ia akan membinasakan musuh2 itu semua (Maz 55:9-15,19-23).
Ref. Silang FULL -> Mzm 55:21
Ref. Silang FULL: Mzm 55:21 - dari mentega // dari minyak // adalah pedang · dari mentega: Mazm 12:3
· dari minyak: Ams 5:3; 6:24
· adalah pedang: Mazm 57:5; 59:8; 64:4; Ams 12:18; Wahy 1:16
· dari mentega: Mazm 12:3
· dari minyak: Ams 5:3; 6:24
· adalah pedang: Mazm 57:5; 59:8; 64:4; Ams 12:18; Wahy 1:16
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 55:16-23
Matthew Henry: Mzm 55:16-23 - Keyakinan kepada Allah Keyakinan kepada Allah (55:17-24)
Dalam ayat-ayat ini,
I. Daud bertekun di dalam tekadnya untuk berseru kepada Allah, karena yakin benar bahwa pen...
Keyakinan kepada Allah (55:17-24)
Dalam ayat-ayat ini,- I. Daud bertekun di dalam tekadnya untuk berseru kepada Allah, karena yakin benar bahwa pencariannya akan Dia tidak akan sia-sia (ay. 17): “Tetapi aku, biar saja orang lain mengambil jalan yang mereka sukai untuk mengamankan diri, biar saja kekerasan dan perbantahan menjadi pelindung mereka, tetapi doa akan menjadi milikku. Aku telah mendapatkan penghiburan dalam hal yang satu ini, dan oleh sebab itu aku akan tetap tinggal di dalamnya: Aku akan berseru kepada Allah, dan menyerahkan diriku kepada-Nya, dan TUHAN akan menyelamatkan aku.” Sebab barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, dengan cara yang benar, akan diselamatkan (Rm. 10:13). Ia bertekad untuk bersemangat dan giat dalam menjalankan kewajiban ini.
- 1. Ia akan berdoa dengan sungguh-sungguh: “Aku cemas dan menangis([KJV: Aku akan berdoa dan berseru dengan suara nyaring – pen.)]. Aku akan merenung” (demikianlah arti harfiah dari kata ‘berdoa’ di sini). “Aku akan berbicara dengan hatiku, dan doa akan timbul dari sana.” Kita berdoa dengan benar apabila kita berdoa dengan segenap apa yang ada dalam batin kita, dengan berpikir terlebih dahulu berpikir dan kemudian mendoakan apa yang kita pikirkan. Sebab hakikat doa yang sebenarnya adalah mengangkat hati kepada Allah. Setelah merenung, dia akan berseru, berseru dengan suara nyaring. Gairah rohnya diungkapkan di dalam doa, dan gairah itu lebih meningkat lagi oleh kelantangan dan kesungguhan suaranya.
- 2. Dia akan sering berdoa, setiap hari, dan tiga kali sehari – malam, pagi dan tengah hari. Ada kemungkinan bahwa ini sudah menjadi kebiasaannya, dan ia bertekad untuk tetap meneruskannya mengingat sekarang ia sedang dalam kesusahan. Kita tidak akan dapat datang dengan lebih berani ke hadapan takhta anugerah dengan permasalahan kita, apabila kita tidak mulai berusaha untuk mengenal Allah. Dan bila kita terus datang kepada-Nya, maka permasalahan kita itu dengan sendirinya akan menggerakkan roda doa sehingga bisa terus berputar. Orang yang berpikir bahwa makan tiga kali sehari baik bagi tubuh, seharusnya bisa lebih berpikir lagi bahwa doa tiga kali sehari yang penuh kesungguhan hati juga baik bagi jiwa, dan seharusnya ia menganggap doa itu sebagai suatu kesenangan, dan bukan tugas. Seperti halnya pantas bagi kita untuk memulai hari bersama Allah di pagi hari, dan di malam hari menutupnya bersama Dia, demikian pula pantas bagi kita untuk mengundurkan diri sejenak di tengah hari untuk bercakap-cakap dengan-Nya. Sudah menjadi kebiasaan Daniel untuk berdoa tiga kali sehari (Dan. 6:10), dan waktu tengah hari merupakan salah satu waktu untuk berdoa bagi Petrus (Kis. 10:9). Janganlah kita jemu untuk berdoa selalu berdoa, sebab Allah tidak jemu untuk mendengarkan. “Dia akan mendengarkan suaraku, dan tidak akan mempersalahkanku karena terlalu sering datang kepada-Nya. Malahan, semakin sering justru semakin baik, semakin disambut hangat.”
- II. Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa Allah pada waktunya akan memberikan jawaban damai sejahtera bagi doa-doanya.
- 1. Bahwa ia sendiri akan diluputkan dan ketakutan-ketakutannya diatasi. Ketakutan-ketakutan yang membuatnya tidak karuan keruan itu (ay. 5-6) kini dibungkam melalui imannya yang digerakkan, dan dia mulai bersukacita di dalam pengharapan (ay. 19): Ia membebaskan aku dengan aman, yakni, Dia akan meluputkan jiwaku. Daud sangat yakin akan pembebasan baginya itu, seolah-olah pembebasan itu sudah terlaksana. Musuh-musuhnya sedang berperang melawannya, dan pertempuran dilancarkan menentangnya, namun Allah meluputkannya dalam damai, yakni, menyelamatkannya dengan penuh penghiburan seolah-olah dia tidak pernah berada di dalam bahaya. Sekalipun tidak membebaskannya dalam kemenangan, Dia meluputkannya dalam damai, dengan damai di dalam batin. Dia membebaskan jiwanya dalam damai. Oleh kesabaran dan sukacita yang kudus di dalam Allah, ia tetap memiliki damai itu. Orang-orang yang aman dan tenang adalah mereka yang hati dan pikirannya dipelihara oleh damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal (Flp. 4:7). Daud, dalam rasa takut yang amat sangat, berpikir bahwa semua orang menentangnya. Tetapi sekarang dia melihat bahwa ada banyak yang bersamanya, lebih daripada yang dibayangkannya. Yang didapatkannya terbukti melebihi apa yang diharapkannya, dan untuk ini dia memberikan kemuliaan kepada Allah. Sebab Dialah yang membangkitkan teman-teman bagi kita ketika kita membutuhkan mereka, dan membuat mereka setia kepada kita. Ada banyak yang besertanya, sebab meskipun rakyatnya meninggalkannya, dan beralih kepada Absalom, namun Allah dan para malaikat yang baik bersamanya. Dengan mata iman ia sekarang melihat dirinya dikelilingi, seperti Elisa, dengan kuda-kuda dan kereta-kereta berapi, dan karena itu ia bermegah seperti ini, “Ada banyak yang menyertai aku, lebih banyak daripada yang melawan aku” (2 Raj. 6:16-17).
- 2. Bahwa musuh-musuhnya akan dibalas dan dijerumuskan. Mereka telah menakut-nakutinya dengan ancaman-ancaman mereka (ay. 4), tetapi di sini hanya dengan berkata-kata ia membuat mereka ketakutan dan gemetar, dan tidak ada obat penawar lagi bagi mereka. Sebab mereka tidak dapat menenangkan diri dari ketakutan-ketakutan mereka, seperti yang dilakukan Daud, dengan iman kepada Allah.
- (1) Daud di sini menjadikan sifat mereka sebagai alasan mengapa dia berharap agar Allah akan menjerumuskan mereka.
- [1] Mereka tidak saleh dan cemar, dan tidak hormat terhadap Allah, terhadap kuasa atau murka-Nya (ay. 20): “Karena mereka tidak berubah (tidak ada penderitaan, tidak ada gangguan di dalam jalan kemakmuran yang terus mereka nikmati, tidak ada salib yang dapat mengosongkan tempayan-tempayan mereka), maka mereka tidak takut akan Allah. Mereka hidup dengan terus mengabaikan dan menghina Allah serta agama, yang merupakan penyebab dari semua kefasikan mereka. Oleh karena semua inilah mereka pasti ditentukan untuk binasa.”
- [2] Mereka penuh khianat dan kepalsuan. Perbuatan-perbuatan kudus dan tulus pun tidak mempan bagi mereka (ay. 21): “Orang itu mengacungkan tangannya kepada mereka yang hidup damai dengan dia, yang tidak pernah membuatnya kesal, atau menimbulkan alasan bagi dia untuk berselisih dengan mereka. Malah, ia telah memberi mereka segala kemungkinan dorongan untuk mengharapkan kebaikan darinya. Ia telah mengacungkan tangannya kepada mereka yang telah diberinya uluran tangannya. Ia telah melanggar perjanjiannya konvenannya baik dengan Allah maupun dengan manusia. Ia telah berkhianat dan menghancurkan pertaliannya dengan Allah dan manusia.” Tidak ada lain lagi yang menjadikan manusia segera binasa daripada semuanya ini.
- [3] Mereka rendah dan munafik, mengaku berteman padahal merancangkan kejahatan (ay. 22): “Perkataan mulutnya” (mungkin secara khusus yang dimaksudkannya adalah Ahitofel) “lebih licin dari mentega dan lebih lembut dari minyak. Begitu sopan dan ramahnya dia, begitu bebasnya dia dalam berpura-pura memberikan penghormatan dan kebaikan, dan dalam menawarkan bantuan-bantuannya. Namun, pada saat yang sama, ia berniat menyerang, dan semua kesopanan ini hanyalah merupakan siasat perang, dan perkataan-perkataan mulutnya mengandung rancangan yang licik sehingga semua perkataan itu seperti pedang terhunus yang dimaksudkan untuk menikam.” Wajah mereka tersenyum kepada seseorang, namun mereka menggorok lehernya pada saat yang sama, seperti Yoab, yang mencium lalu membunuh. Iblis adalah musuh yang begitu licik, ia membuai manusia menuju kehancurannya. Kalau ia ramah, janganlah percaya kepadanya.
- (2) Daud di sini menubuatkan kehancuran mereka.
- [1] Allah akan merendahkan mereka, dan membawa mereka ke dalam kesukaran serta ketakutan. Ia membalaskan kesengsaraan kepada orang-orang yang telah menyengsarakan umat-Nya. Semuanya ini diperbuat-Nya untuk menjawab doa-doa umat-Nya: Allah akan mendengar dan merendahkan mereka, mendengar teriakan orang-orang tertindas dan menyampaikan kengerian kepada para penindas mereka. Dia yang bersemayam sejak purbakala, yang adalah Allah dari kekekalan, sampai selamanya dan seterusnya, yang duduk sebagai Hakim sejak permulaan waktu, dan yang selalu mengatur segala perkara anak-anak manusia. Manusia yang fana ini, meskipun berkedudukan begitu tinggi dan kuat, akan dengan mudah dihancurkan oleh Allah yang kekal. Mereka sama sekali tidak setanding setara dengan Dia. Hal inilah yang sungguh membuat orang-orang kudus terhibur saat mereka menghadapi kuasa musuh-musuh gereja yang mengancam mereka (Hab. 1:12): Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu?
- [2] Allah akan menjerumuskan mereka, bukan hanya ke dalam debu, melainkan juga ke lubang sumur yang dalam (ay. 24), ke lubang jurang maut, yang disebut sebagai tempat kebinasaan (Ayb. 26:6). Ia merendahkan mereka (ay. 20) untuk melihat apakah itu akan membuat mereka rendah hati dan memperbarui diri. Tetapi, apabila mereka tidak diubahkan olehnya, maka pada akhirnya Dia akan membawa mereka pada kehancuran. Orang-orang yang tidak bisa dibawa kembali ke jalan yang benar dengan tongkat penderitaan pasti akan dijerumuskan ke dalam lubang kebinasaan. Mereka itu para penumpah darah dan penipu (yakni, manusia yang paling buruk), dan oleh sebab itu tidak akan mencapai setengah umurnya, tidak akan mencapai setengah dari umur orang pada umumnya, seperti yang dapat mereka capai secara alamiah, dan seperti yang mereka harapkan sendiri. Mereka akan hidup seperti yang sudah ditentukan oleh Tuhan segala kehidupan, Sang Hakim yang benar, yang di dalam Dia tersimpan rahasia jumlah hari yang harus kita jalani di dunia ini. Tetapi Ia telah memutuskan untuk merenggut mereka dengan kematian yang lebih awal di tengah-tengah hari mereka. Mereka itu para penumpah darah. Mereka menghabisi orang lain, dan oleh sebab itu adillah pula bila Allah juga menghabisi mereka. Mereka itu para penipu. Mereka memperdayai orang lain dengan mengambil setengah dari apa yang mungkin seharusnya menjadi milik orang itu, dan sekarang Allah akan mengambil dari mereka sampai mereka berkekurangan, sekalipun itu sebenarnya bukan hak mereka, apa pun yang dihitung mereka tetap saja akan diambil-Nya.
- III. Ia mendorong dirinya sendiri dan semua orang baik untuk berserah diri kepada Allah, dengan keyakinan teguh kepada-Nya. Ia sendiri bertekad untuk melakukannya (ay. 24): “Aku ini percaya kepada-Mu, akan pemeliharaan-Mu, akan kuasa dan kasih setia-Mu, dan bukan pada kebijaksanaan, kekuatan, atau jasaku sendiri. Sekalipun orang penumpah darah dan penipu dibinasakan di tengah-tengah hari mereka, aku akan tetap hidup dengan iman akan Dikau.” Dan dia ingin orang lain juga melakukannya (ay. 23): “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN,” [(KJV: Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan – pen.],.), siapa pun kamu yang sedang berbeban, dan apa pun beban itu. “Serahkanlah pemberianmu kepada Tuhan” (begitulah sebagian orang membacanya). “Berkat apa pun yang telah dikaruniakan Allah kepadamu untuk engkau nikmati, serahkanlah semuanya itu kepada penjagaan-Nya, dan terutama serahkanlah pemeliharaan atas jiwamu kepada-Nya.” Atau, “Apa pun yang engkau inginkan untuk diberikan Allah kepadamu, serahkan saja itu kepada-Nya agar Dia memberikannya kepadamu dengan cara dan dalam waktu-Nya sendiri. Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada Tuhan,” begitulah menurut terjemahan Septuaginta [Perjanjian Lama terjemahan bahasa Yunani – pen.], seperti yang dirujuk oleh Rasul Petrus (1 Ptr. 5:7). Kekhawatiran adalah beban, kekhawatiran itu membuat hati orang bungkuk (Ams. 12:25). Kita harus menyerahkannya kepada Allah di dalam iman dan doa, menyerahkan jalan dan pekerjaan-pekerjaan kita kepada-Nya. Biarlah Dia melakukan apa yang tampak baik bagi-Nya, maka kita pun akan puas. Menyerahkan beban kita kepada Allah berarti tetap tinggal di dalam pemeliharaan dan janji-Nya, dan dengan tenang meyakini bahwa segala sesuatunya akan bekerja demi kebaikan. Jika kita melakukannya, maka kita dijanjikan,
- 1. Bahwa Dia akan menopang kita, mendukung dan juga menyediakan bagi kita. Dia sendiri akan menggendong kita di dalam lengan kuasa-Nya, seperti seorang ibu yang menggendong bayinya yang sedang menyusui. Dia akan menguatkan roh kita, sehingga dengan Roh-Nya roh kita akan menopang kelemahan kita. Ia tidak berjanji akan melepaskan kita dengan segera dari permasalahan yang menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan dalam diri kita. Tetapi Dia akan mengatur sedemikian rupa agar kita tidak dicobai melampaui kemampuan kita, dan agar kita diberi kemampuan sesuai dengan pencobaan yang kita alami.
- 2. Bahwa Dia tidak akan pernah membiarkan orang benar goyah, digoncangkan oleh permasalahan apa pun sehingga mereka meninggalkan kewajiban mereka terhadap Allah ataupun kehilangan penghiburan mereka di dalam Dia. Bagaimanapun juga, Dia tidak akan membiarkan mereka goyah untuk selama-lamanya (begitulah sebagian orang membacanya). Meskipun mereka jatuh, tidak akan sampai terhempas.
SH: Mzm 55:1-22 - Tempat berbagi perasaan. (Rabu, 04 Maret 1998) Tempat berbagi perasaan.
Hidup ini sarat dengan berbagai masalah. Di bagian awal, Pemazmur mengungkapkan bahwa ada fakta yang tak dapat manusia sangk...
Tempat berbagi perasaan.
Hidup ini sarat dengan berbagai masalah. Di bagian awal, Pemazmur mengungkapkan bahwa ada fakta yang tak dapat manusia sangkal, yaitu manusia tidak berdaya menghadapi dan mengatasi sendiri berbagai masalah dalam hidup ini (ayat 55:1-8" context="true" vsf="TB">2-9). Dalam kehidupan iman ada tempat untuk mengungkapkan tawa dan tangis, tabah dan takut, kasih dan kecewa. Tuhan menciptakan manusia dengan perasaan. Itulah sebabnya Tuhan bersedia mengerti berbagai perasaan manusia yang timbul dalam beragam perjalanan pengalaman hidup.
Keputusan Allah. Dalam ayat 55:9-15" context="true" vsf="TB">10-16, tampak bahwa Daud memohon agar Tuhan membalas musuh-musuhnya. Apa alasan Daud menaikkan permohonan tersebut dalam doanya? Kemarahan dan keinginan Daud untuk menegakkan kebenaran! Dalam ayat selanjutnya menjadi jelas, bahwa Daud tidak memaksakan kehendaknya tetapi menyerahkan masalahnya kepada Tuhan (ayat 55:22" context="true" vsf="TB">23). Pada langkah ini, kita sering berbeda dari Daud. Kita harus meneladani sikap doa Daud, berdoa bukan atas dasar keinginan menghakimi sendiri tetapi mempercayakan setiap masalah dan pergumulan hidup kepada Hakim yang berhak menghakimi dan adil.
Doa: Ya Yesus, Engkaulah curahan hati kami di saat duka.
SH: Mzm 55:1-23 - Hai Kristen lompatlah seperti Daud (Minggu, 26 Agustus 2001) Hai Kristen lompatlah seperti Daud
Daud mengawali mazmur ini dengan ratapan yang sangat emosional.
Ia mengembara, menangis, cemas, gelisah, ngeri, t...
Hai Kristen lompatlah seperti Daud
Daud mengawali mazmur ini dengan ratapan yang sangat emosional. Ia mengembara, menangis, cemas, gelisah, ngeri, takut, gentar, merasa seram (ayat 3-6). Keadaan jiwa yang muncul ketika mengalami ancaman memotivasi seseorang untuk menyelamatkan diri seperti Daud yang ingin lari dari kehidupan sosialnya dan mencari perlindungan.
Apa yang dialami oleh Daud? Ia mengalami serangan fisik (ayat 4) dan serangan psikis baik yang disebabkan karena hinaan maupun fitnahan. Semua itu tidak datang dari musuh ataupun pembenci Daud namun justru datang dari orang yang sangat dekat dengannya baik secara sosial maupun rohani. Hal ini merupakan pukulan yang sangat telak bagi jiwanya. Serangan yang datang dari kawan-kawan dekat lebih mematikan sebab mereka tahu kelemahan Daud dengan benar. Karena itu tidak heran jika cara ia memohon kepada Allah nampak seperti mendesak dan memaksa Allah (ayat 2-3).
Secara psikologis, keadaan jiwa ini akan terus bertahan sebelum ancaman itu ditiadakan. Namun Daud tidak mengalami itu. Sebelum Allah bertindak, Daud sudah mengakhiri doanya dengan keyakinan bahkan anjuran kepada orang percaya lainnya (ayat 23). Ia melakukan lompatan besar dari tertekan menjadi terbebas. Mengapa ia mampu? Ia berpijak pada pemahaman tentang relasi yang ia miliki dengan Allah dan relasi yang dimiliki oleh orang fasik dengan Allah (ayat 16-20).
Renungkan: Kristen masa kini pun mampu melakukan lompatan besar seperti Daud ketika mengalami berbagai kesulitan, tekanan, maupun ancaman sebab relasi kita kepada Allah dibangun berlandaskan darah Kristus. Allah sudah memberikan yang terbaik untuk membangun relasi itu. Karena itu jangan takut dan siaplah untuk melompat.
Bacaan untuk Minggu Ke-12 sesudah Pentakosta
Lagu: Kidung Jemaat 366
Pa 8 Mazmur 51
Perzinahan dengan Batsyeba pasti bukan satu-satunya dosa yang dilakukan Daud dalam hidupnya. Namun dapat dipastikan bahwa setelah ditegur oleh Natan, Daud tidak pernah mengulanginya. Ini berarti bahwa telah terjadi pertobatan sejati dalam kehidupan Daud yaitu dosa dinyatakan -- dosa diakui -- mohon ampun – dosa ditinggalkan. Apa yang terjadi dalam kehidupan Kristen seringkali tidak demikian. Dosa tidak ditinggalkan tapi justru ditingkatkan. Apa rahasia Daud? PA hari ini akan menuntun kita untuk menemukannya.
Pertanyaan-pertanyaan pengarah:
1. Setelah ditegur Allah melalui nabi Natan, daftarkanlah permohonan Daud kepada Allah (ayat 3-4, 9)! Apa yang mendasari permohonannya (ayat 5-6)? Berdasarkan penggunaan berbagai kata kerja, apa yang kita lihat tentang penilaian Daud atas perzinahannya? Bagaimanakah pemahaman Daud akan dosa (ayat 5b-7)?
2. Apakah dampak dosa bagi kondisi kejiwaan Daud (ayat 10, 14), relasinya dengan Allah (ayat 13), relasinya dengan sesama khususnya dengan saudara dan kerabat Uria (ayat 16), negara dan rakyat yang ia pimpin (ayat 20)? Apa yang Daud harapkan dari Allah sehubungan dengan dampak dosa tersebut di atas? Pemahaman apa yang Anda dapatkan tentang dosa berdasarkan dampak yang ditimbulkan?
3. Bagaimanakah pemahaman Daud tentang penyesalan yang sejati (ayat 8, 18-19)? Apakah ini sekadar pemahaman Daud secara pengetahuan atau penyesalan sejati? Jelaskan! Seberapa pentingkah penyesalan sejati dalam proses pertobatan yang berkenan di hadapan Allah? Jelaskan!
4. Apa permohonan Daud dalam ayat 12b, 14? Apa arti permohonan tersebut? Mengapa ini penting? Apa janji Daud kepada Allah (ayat 15)? Apa yang kita pelajari tentang Daud dari janji tersebut?
5. Ringkaskanlah proses pertobatan sejati Daud? Bagaimanakah keterkaitan setiap tahap bagi keseluruhan proses tersebut? Bagian manakah dari proses tersebut yang paling sering diremehkan? Apa dampaknya bagi proses pertobatan sejati? Bagaimanakah pertobatan yang Anda lakukan selama ini? Adakah yang akan Anda perbaiki?
SH: Mzm 55:1-23 - Percayalah kepada TUHAN! (Rabu, 9 Juni 2004) Percayalah kepada TUHAN!
Mazmur ini mengemukakan betapa Daud mengalami tekanan jiwa yang
sangat berat. Begitu beratnya hingga ia merasa seperti ...
Percayalah kepada TUHAN!
Mazmur ini mengemukakan betapa Daud mengalami tekanan jiwa yang sangat berat. Begitu beratnya hingga ia merasa seperti seorang pengembara yang terus menangis oleh karena diliputi kecemasan (ayat 3), dan ketakutan (ayat 5-6) karena dikejar-kejar oleh para musuhnya (ayat 4). Ia frustrasi hingga ia merasa bahwa seekor burung merpati lebih bahagia daripadanya (ayat 7-8).
Apakah persoalan Daud hingga ia merasa begitu tertekan? Rupanya ia dikhianati oleh sahabat dekatnya, orang kepercayaannya sendiri yang juga sama-sama beribadah dengannya di rumah Allah (ayat 14-15). Baginya lebih mudah untuk menerima serangan dari para musuh yang jelas-jelas melawannya daripada musuh dalam selimut (ayat 13). Hal yang sama tentu akan kita rasakan seandainya dikhianati oleh seorang teman dekat, orang kepercayaan kita.
Selanjutnya, apakah tindakan Daud untuk mengatasi persoalannya? Larut dalam frustrasinya? Tidak! Meskipun ia terus-menerus dikhianati -- siang malam ia melihat kekerasan dan perbantahan, kemalangan dan bencana; penghancuran dan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang khianat (ayat 10-12) namun ia tidak membalas mereka. Sebaliknya ia semakin tekun berseru kepada TUHAN dan itu dilakukannya pada waktu petang, pagi dan tengah hari (ayat 18), artinya terus-menerus. Yang menarik di sini adalah bahwa Daud menasihati umat agar menyerahkan kuatirnya kepada TUHAN (ayat 23). Ia telah mengalami kemenangan atas persoalannya oleh pertolongan TUHAN. Akhirnya ia pun menutup mazmur ini dengan suatu pernyataan: "Tetapi aku ini tetap percaya kepada-Mu" (ayat 24c). Apakah sesudah menyerahkan masalah kepada Tuhan, kita pasif saja? Tidak! Ada tempat dan alasan untuk meminta Tuhan bertindak membalas orang-orang fasik sesuai kejahatan mereka (ayat 10-11).
Renungkan: Betapa pun berat persoalan kita, janganlah berhenti berseru kepada TUHAN, pertolongan-Nya pasti akan datang.
SH: Mzm 55:1-23 - Musuh dalam selimut (Rabu, 1 Juli 2009) Musuh dalam selimut
'Musuh dalam selimut' adalah sebutan yang diberikan bagi musuh dari
kalangan sendiri. Tak ada seorang pun yang senang mengha...
Musuh dalam selimut
'Musuh dalam selimut' adalah sebutan yang diberikan bagi musuh dari kalangan sendiri. Tak ada seorang pun yang senang menghadapi 'musuh dalam selimut'. Orang berpendapat bahwa lebih baik menghadapi musuh yang nyata daripada kawan yang berkhianat.
Daud pun tak lepas dari 'musuh dalam selimut'. Orang itu malah pergi
beribadah sama-sama dengan Daud (ayat 13-15). Tak heran Daud
merasa dikhianati (ayat 21-22). Akibatnya muncul perasaan terluka
dan tertekan (ayat 4-5). Dalam situasi demikian, yang ingin Daud
lakukan adalah melarikan diri dan mencari tempat yang aman untuk
bersembunyi (ayat 6-8). Apakah kita dapat menganggap Daud sebagai
pengecut? Tentu tidak. Kita belum lupa bagaimana Daud begitu
berani menghadapi dan kemudian mengalahkan Goliat, raksasa
Filistin. Lalu mengapa Daud bersikap seperti itu? Karena ia tidak
ingin membalas. Yang ia cari hanyalah Allah. Ia meminta agar
Allah memerhatikan masalahnya dan mendengarkan permohonannya
(ayat 2-3). Ia meminta Allah bertindak atas orang yang berkhianat
itu (ayat 9-11, 16). Permohonan itu didasarkan pada iman bahwa
Allah akan membebaskan dia (ayat 17-20, 24). Daud percaya bahwa
Allah akan memelihara orang-orang kepunyaan-Nya. Karena itu, Daud
menghimbau agar orang lain pun menyerahkan beban mereka kepada
Allah daripada menanggung hal itu sendirian (ayat 23, band.
Pengalaman Daud mungkin bagian pengalaman kita juga. Menghadapi sikap orang yang memusuhi kita saja sudah tidak menyenangkan, apalagi bila harus menanggung pengkhianatan dari orang yang karib dengan kita atau saudara seiman kita. Walau demikian pembalasan dendam bukanlah sebuah jalan keluar, mencari keadilan dari pengadilan dunia juga tidak selalu memecahkan masalah. Meneladani Daud, marilah kita serahkan masalah hanya kepada Allah. Datanglah kepada Dia yang akan menghakimi orang-orang jahat. Dia yang setia, akan senantiasa bersedia menolong dan melindungi kita dari orang yang bermaksud jahat terhadap kita.
SH: Mzm 55:1-23 - Sakitnya dikhianati (Minggu, 25 Maret 2012) Sakitnya dikhianati
Kapankah dalam hidup Daud ia mengalami dikhianati oleh orang yang dianggapnya paling dekat? Saat ia menghadapi pemberontakan putr...
Sakitnya dikhianati
Kapankah dalam hidup Daud ia mengalami dikhianati oleh orang yang dianggapnya paling dekat? Saat ia menghadapi pemberontakan putranya, Absalom (2Sam. 15). Bukan hanya putranya yang berkhianat, tetapi juga penasihat kerajaannya, Ahitofel (2Sam. 15:12). Ahitofellah yang membisikkan siasat jitu kepada Absalom untuk menghancurkan Daud. Keduanya adalah pengkhianat.
Kepedihan hati Daud terungkap saat mazmur ini mengalir. Mulai dari rasa takut karena dikejar-kejar putranya sendiri sampai harus melarikan diri ke pengungsian (3-9). Kalau boleh Daud meminta sayap burung agar dapat terbang menghindari kejaran musuh (7-8). Sampai kepada perasaan sakit hati karena yang mengejar untuk membinasakan adalah dua orang terdekat Daud (13-15). Di mata Daud, mereka adalah pengkhianat (21-22).
Namun, Daud tidak sampai terpuruk oleh tekanan ini. Ia tetap mengandalkan Tuhan dan percaya Tuhan pasti menyelamatkannya (17-20). Daud yakin bahwa pengkhianat akan menerima ganjarannya, yaitu kehancuran dan kebinasaan (16, 24). Maka di balik pergumulannya menghadapi deraan musuh, Daud menaruh pengharapannya kepada Tuhan. Ia juga mendorong umat Tuhan memercayakan diri pada Tuhan (23).
Pernahkah Anda dikhianati teman dekat Anda? Kalau ya, tentu Anda dapat menyelami perasaan Daud. Doanya bisa menjadi doa Anda. Namun, jangan lupa bahwa Tuhan Yesus pernah mengalami pengkhianatan yang jauh berlipat ganda. Yudas yang menjual-Nya demi sekantung uang. Petrus yang menyangkal-Nya demi keselamatan diri. Bangsa-Nya sendiri yang bahkan rela menukar-Nya dengan Barabas, si penjahat. Yesus disakiti melebihi kita semua pernah disakiti orang lain. Namun, Ia bukan hanya tidak membalas, bahkan Ia mengampuni mereka!
SH: Mzm 55:1-23 - Disakiti Orang Terdekat (Minggu, 24 Januari 2016) Disakiti Orang Terdekat
Saat kita disakiti orang lain, hal itu tidak akan terlalu menyakitkan. Beda halnya apabila dilakukan oleh orang terdekat, kek...
Disakiti Orang Terdekat
Saat kita disakiti orang lain, hal itu tidak akan terlalu menyakitkan. Beda halnya apabila dilakukan oleh orang terdekat, kekasih, maupun keluarga sendiri.
Daud merasa sangat sedih, gelisah, dan menangis karena dirinya takut dan gentar (3, 5-6). Hal ini diakibatkan pengkhianatan oleh orang- orang terdekatnya (13-15), yaitu Ahitofel, penasihatnya, dan anak kesayangannya, Absalom (2Sam. 15-17). Ahitofel memberi pelbagai saran yang tepat dalam keberhasilan Absalom melakukan kudeta (merebut kekuasaan secara paksa) terhadap ayahnya. Dalam kondisi seperti ini, Daud menaikkan permohonan kepada Tuhan dengan sungguh- sungguh (1-3). Rasanya, ia ingin melarikan diri dan pergi jauh dari situasi yang dialaminya dengan mencari tempat perlindungan, bahkan ke padang gurun untuk menghindari masalahnya (7-9). Tetapi ia tidak meninggalkan maupun menyalahkan Tuhan. Daud tetap memercayai kesetiaan Tuhan.
Daud bersedih dan menangis sepanjang hari. Ia yakin bahwa Tuhan akan menolong dan menyelamatkannya (17-20). Ia melaporkan segala tindakan kelicikan mereka yang menimbulkan kehancuran (10b-12, 21-22), dan mohon Tuhan mengacaukan serta menghukum mereka (10a, 16, 24). Dalam kondisi hati yang berduka, Daud mengajak umat Tuhan untuk menyerahkan segala kekuatiran kepada-Nya dan memercayai Tuhan (23-24).
Kita dapat disakiti dan dikecewakan oleh siapapun, bahkan orang terdekat kita. Saat berduka, segeralah berseru kepada-Nya. Tuhan tahu situasi yang menimpa kita. Ia memahami rasa sakit dan penderitaan yang kita alami. Satu hal yang diinginkan-Nya, yaitu setia dan bertahan di hadapan-Nya, maka Ia akan memelihara dan tidak membiarkan kita goyah. Sebab, Ia sanggup merendahkan mereka yang menyerang kita tanpa alasan. Pembebasan dari Tuhan membuat kita aman dari serangan musuh. Berserahlah kepada-Nya.
Janganlah larut dalam kesedihan, serahkanlah semua kekuatiran kepada Tuhan. Ia akan memelihara dan memberikan keselamatan. [JH]
SH: Mzm 55:1-23 - Berhenti Khawatir (Selasa, 29 Oktober 2019) Berhenti Khawatir
Tidak ada satu pun manusia yang hidup bebas dari persoalan. Selalu saja ada banyak persoalan yang merintangi kehidupan kita. Cara m...
Berhenti Khawatir
Tidak ada satu pun manusia yang hidup bebas dari persoalan. Selalu saja ada banyak persoalan yang merintangi kehidupan kita. Cara menyikapi sebuah persoalan menjadi suatu hal penting untuk dilatih oleh setiap orang.
Mazmur 55 merupakan cara pemazmur dan juga orang-orang sezamannya dalam menghadapi sebuah persoalan. Persoalan yang dibicarakan dalam konteks perikop ini ialah ketika seseorang dikejar-kejar oleh musuh dan mara bahaya. Dalam ayat 2-9 terlihat sebuah doa memohon pertolongan.
Mazmur ini malah terkesan memaksa Allah untuk bertindak. Kenapa timbul kesan demikian? Pemazmur merasakan mara bahaya yang mendekat dan mengancam hidupnya. Ia merasa tidak ada lagi yang bisa menolongnya kecuali Allah sendiri. Allah adalah sumber perlindungan dan pertolongannya. Jadi, pada dasarnya ia sama sekali tidak memaksa Allah. Justru, doa tersebut adalah simbol kebergantungan mutlak kepada Allah.
Pemazmur percaya bahwa Allah akan bertindak (17). Atas keyakinan tersebut, maka manusia tidak perlu merasa khawatir. Rasa cemas dan khawatir adalah hal yang wajar. Marilah kita serahkan segala kekhawatiran kepada Allah (23). Ia akan mendengar orang yang berseru kepada-Nya.
Mungkin, Tuhan mengizinkan manusia untuk merasakan pencobaan. Akan tetapi, pencobaan itu tidak selamanya hadir di hidup kita. Ia sendiri yang akan mengangkat manusia dari setiap pencobaan yang dialami.
Kini, kuatkanlah diri kita masing-masing dari setiap persoalan yang mungkin sedang dihadapi. Marilah kita berserulah kepada Allah dan mintalah pertolongan dari-Nya. Sebab, hanya Dialah satu-satunya sumber pertolongan kita. Kita tidak usah khawatir karena itu tidak memberikan solusi bagi persoalan. Kekhawatiran adalah simbol dari ketidakpercayaan kepada Allah. Kita mesti yakin bahwa Allah pasti memelihara hidup kita.
Doa: Tuhan ajarkan kami untuk tidak khawatir terhadap persoalan hidup yang sedang kami alami. [WN]
Utley -> Mzm 55:16-21
Utley: Mzm 55:16-21 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 55:16-2116(55-17)Tetapi aku berseru kepada Allah, dan TUHAN akan menyelamatkan aku. 17(55-18) — Di waktu petang, pagi da...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 55:16-21
16(55-17)Tetapi aku berseru kepada Allah, dan TUHAN akan menyelamatkan aku. 17(55-18) — Di waktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis; dan Ia mendengar suaraku. 18(55-19)Ia membebaskan aku dengan aman dari serangan terhadap aku, sebab berduyun-duyun mereka melawan aku. 19(55-20)Allah akan mendengar dan merendahkan mereka, — Dia yang bersemayam sejak purbakala. Sela Karena mereka tidak beruba. dan mereka tidak takut akan Allah. 20(55-21)Orang itu mengacungkan tangannya kepada mereka yang hidup damai dengan dia, janjinya dilanggarnya; 21(55-22)mulutnya lebih licin dari mentega, tetapi ia berniat menyerang; perkataannya lebih lembut dari minyak, tetapi semuanya adalah pedang terhunus.
Mazm 55:16-21 Bait ini menjelaskan apa yang akan Tuhan lakukan untuk / terhadap
- 1. pemazmur
- 2. para pengkhianatnya
Ayat 19 merupakan deskripsi dari baik Allah (yaitu, yang bersemayam sejak purbakala, lih. Mazm 45:6; 93:2; Rat 5:19) dan musuh-musuh (yaitu, yang tidak berubah). Kebingungan ini timbul karena frasa kedua ini bisa diterapkan kepada Allah (lih. Mat 3:6), tapi di sini merujuk pada hati jahat yang tidak berubah dari musuh pemazmur.
Ayat 16-19a memberikan doa pemazmur dan respon dari Allah.
- 1. Aku berseru kepada Allah - BDB 894, KB 1128, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti COHORTATIVE
- 2. YHWH akan menyelamatkan aku - BDB 446, KB 448, Hiphil IMPERFECT
- 3. Aku cemas - BDB 967, KB 1319, Qal COHORTATIVE, lih. Mazm 64:1; 142:2, akar ini dapat berarti "bermeditasi," lih. Mazm 119:15,23,27,148
- 4. Aku menangis - BDB 242, KB 250, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti COHORTATIVE
- 5. Ia mendengar suaraku - BDB 1033, KB 1570, Qal IMPERFECT dengan waw
- 6. Ia membebaskan aku dengan aman dari serangan terhadap aku - BDB 804, KB 911, Qal PERFECT, lihat Topik Khusus pada Mazm 19:14
- 7. Allah akan mendengar, ay. Mazm 55:19a - BDB 1033, KB 1570, Qal IMPERFECT
Dalam ayat Mazm 55:19b Allah akan menjawab lawan-lawan tersebut (dalam arti, "memberikan apa yang layak mereka terima" - BDB 772, KB 851, Qal IMPERFECT, akar ini dapat berarti "menjawab" atau "menimpakan." Kita menuai apa yang kita tabur! Ayat Mazm 55:19c-21 menggambarkan hati dan tindakan mereka (kolektif "dia," lih. Mazm 55:18c).
- 1. mereka tidak berubah (tidak ada KATA KERJA nya)
- 2. mereka tidak takut akan Allah
- 3. mereka mengajukan tangan mereka terhadap orang-orang yang hidup damai
- 4. mereka melanggar perjanjian
- 5. mereka memiliki perkataan yang licin tetapi berniat menyerang
- 6. kata-kata lembut mereka seperti pedang yang terhunus
Semua KATA KERJA di # 2-6 adalah PERFECT, yang menunjukkan sikap tetap dari kebencian dan pemberontakan.
Mazm 55:17 "malam dan pagi dan siang hari" Hari dimulai dengan malam untuk bangsa Israel kuno karena Kej 1:5,8,13,19,23,31. Kata "pada siang hari" menyiratkan waktu kemudian ketika Yudaisme memiliki tiga waktu doa (lih. Dan 6:10):
- 1. pada saat korban pagi (sekitar 9 am)
- 2. tengah hari
- 3. pada saat korban petang (sekitar 3 pm)
Sangatlah mungkin bahwa frasa ini merupakan ungkapan untuk "terus-menerus."
Mazm 55:19 "Sela" Lihat catatan pada Mazm 3:2 dan Pengantar ke Mazmur, VII.
Topik Teologia -> Mzm 55:21
Topik Teologia: Mzm 55:21 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
- Organ-organ Internal Manusia
- Dosa
- Para Pendosa Tidak Dapat Dipercaya
- Dusta dan Kepalsuan
- Kel 20:16 Ayu 15:35 Ayu 21:34 Ayu 24:25 Ayu 31:33 Maz 5:7 Maz 31:19 Maz 50:19 Maz 52:4-6 Maz 55:21-22 Maz 62:5 Maz 63:12 Maz 116:11 Maz 119:69 Maz 120:3-4 Ams 2:12-15 Ams 6:16-17,19 Ams 10:18 Ams 12:22 Ams 17:4 Ams 19:22 Ams 21:6 Ams 26:23-26 Yes 59:2-3 Yer 5:2 Yer 7:8 Yer 9:3-6 Hos 4:1-2 Hos 12:1 Zak 8:16-17 Kis 5:7-9 Efe 4:25 Kol 3:9 Wah 21:8 Wah 22:15
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.